Tahun baru hijriah adalah hijrahnya Nabi Muhammad SAW bersama para saabatnya dari Makkah ke Madinah, awalnya atas wahyu Allah SWT yang menyarankan beliau untuk berhijrah karena keadaan kota Makkah yang pada saat itu mengalami banyak penekanan yang luar biasa sangat menolak keberadaan islam pada saat itu.
Seperti yang dikutip dalam tulisan Dewan Asatidz Tahun baru hijriyah mengingatkan kita kepada kejadian spektakuler yang pernah terjadi dalam sejarah Islam, yaitu peristiwa "hijrah". Hijrah secara harfiah artinya perpindahan dari satu negeri ke negeri lain, dari satu kawasan ke kawasan lain, atau perubahan lokasi dari titik tertentu ke titik yang lain.
Secara historis, hijrah adalah peristiwa keberangkatan nabi besar Muhammad s.a.w. dan para sahabatnya dari kota Makkah menuju kota Yathrib, yang kemudian disebut al-Madinah al-Munawwarah
Bergantinya tahun baru ini biasanya disambut dengan sangat meriah oleh umat muslim, berbagai perayaan guna memeriahkan acara tersebut dilakukan seluruh umat muslim, seperti acara se’ren tahun, doa bersama untuk keselamatan keselamatan, pawai obor berkeliling desa, atau mungkin istighosah di masjid. Namun, di era globalisasi mutakhir ini tradisi-tradisi guna menyambut satu hari yang memiliki berkah tiada terkira mulai terlupakan. Tahun ini adalah tahun 1432H, dimana semangat peradaban islam seakan perlahan mulai memudar di tengah globalisasi mutakhir ini, walaupun di beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah masih memegang teguh tradisi tersebut, pasalnya peringatan tahun baru hijriyah jatuh tepat pada perayaan kalender jawa yaitu malam satu suro.
Berkah dari tahun baru hijriyah adalah merupakan wujud tonggak bangkitnya islam dari himpitan penolakan yang mulai tidak kondusif di Makkah dan mengalami kondisi yang presprektif di tengah masyarakat Madinah yang pada saat itu mayoritas adalah umat dari bangsa Yahudi, namun karena semangat dan optimisme dari Nabi besar kita Muhammad SAW untuk membangun islam, di sisi lain pemaknaan hijrah ini harus dilihat dari faktor, nilai, dan semangat yang mendasari hijrah itu dilaksanakan bukan berarti meninggalkan kampung halaman, seperti yang dikutip dari tulisan Dewan Asatidz dalam sebuah kisah diriwayatkan ada seorang yang mendatangi Rasulullah dan berkata:”…wahai Rasulullah, saya baru saja mengunjungi kaum yang berpendapat bahwa hijrah telah telah berakhir, Rasulullah bersabda:”Sesungguhnya hijrah itu tidak ada hentinya, sehingga terhentinya taubat, dan taubat itu tidak ada hentinya sehingga matahari terbit dari sebelah barat”.
Saat ini, sebagian besar umat islam mulai melupakan makna dan pentingnya menyambut tahun baru islam baik dari faktor internal yaitu kencintaannya untuk selalu bersyukur dan berserah diri kepada Allah SWT, faktor utama penyebabnya adalah kurangnya kesadaran atas apa yang kita miliki sekarang, kebanyakan dari kita ketika mencapai puncak yang lebih tinggi, terlalu terlena dan sibuk akan urusan duniawi, yang pada akhirnya kesuksesan yang didapat adalah kehendak Allah SWT, ketika di bawah mereka meminta setelah di atas mereka lupa.
Sebagaimana firman Allah SWT, dalam QS.Al-Furqon; 62, yang artinya:
“Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. "
Kebanyakan umat muslim di era globalisasi mutakhir ini lebih memikirkan kepentingan demi tercapainya suatu tujuan tanpa mengingat rasa syukur kebanyakan dari mereka terhanyut karena kepuasan yang mereka dapatkan di dunia, bahkan Naudzubillah, banyak sebagian besar dari kita telat tertutup mata dan hatinya karena kekufuran yang mereka bangun dalam diri mereka tanpa tahu apa yang mereka rasakan, dapatkan, dan nikmati adalah anugerah dari Allah SWT, seperti apa yang pernah dikatakan dikatakan oleh Imam Syafi’I; ”…Memang sebeanrnya zaman itu sugguh menakjubkan, sekali waktu engkau akan mengalami keterpurukan, tetapi pada saat yang lain engkau memperoleh kejayaan”.
Maka dari itu, ada baiknya akan sangat menjadi berkah jika rasa syukur tersebut hendak dipanjatkan di tahun baru hijriah, untuk membuka perjalanan baru agar tidak menjadi seseorang yang kafir dan kufur nikmat.
Tahun baru hijriyah adalah tahun yang mendobrak bangunnya kembali islam dari keterpurukan, semangat yang mendasari bertahannya islam pada saat ini karena perjuangan, rasa syukur, dan persaudaraan yang dibangun dalam tahun hijriyah islam pada masa Nabiyullah Muhammad SAW, yang tidak malu untuk bangkit di tengah penolakan dan tidak pernah lupa ketika mencapai kejayaan.
Jika hal ini terus terjadi dalam islam, maka tidak tertutup kemungkinan islam akan mengalami kemunduran, Naudzubillah. Tidak hanya itu islam akan semakin terpuruk terlebih saat ini dipandang beberapa belahan dunia sebagai agama yang identik dengan terorisme, banyak yang ingin menjatuhkan islam, maka dari itu jangan sampai kita sebagai umat berlandaskan ajaran islam memudahkan islam mundur perlahan karena sikap kita sendiri, islam adalah agama yang berjalan dalam satu aturan Allah SWT dan berpegang teguh pada yang di dalam aturan tersebut telah terdapat aturan pasti.
Jadikan tahun baru islam ini yaitu tahun hijriyah sebagai tahun penuh berkah dengan besarnya rasa syukur kita atas anugerah, karunia, dan nikmat yang telah kita dapat dan rasakan, dan menjadikan setiap persoalan yang telah kita hadapi sebagai pengalaman dan pelajaran, yang harus kita rubah di tahun yang baru ini.
Tetaplah menyemarakan semangat yang pernah dikobarkan oleh Nabi besar kita Muhammad SAW, semangat untuk mempertahankan islam sekalipun di tengah tekanan yang ada berlandaskan persaudaraan, selalu ingat ketika mencapai kejayaan berusaha untuk tidak menjadi seorang umat yang kafir ataupun kufur.
Karena sesungguhnya Allah menjadi pergantian siang dan malam untuk dijadikan pelajaran dan tetap memegang teguh dan memanjatkan rasa rasa syukur, yakin bahwa tahun baru islam ataupun tahun baru hijriyah akan selalu menjadi berkah dan memberi jalan untuk menjadi seseorang berakhlakul karimah berjalan dalam aturan-Nya.
Perjuangan Nabi besar kita telah membuahkan hasil yang membuat kita dapat berdiri diperadaban ini memegang teguh islam dalam kita, dan dalam masa Nabi besar kita umat Muslim menanggali tahun-tahun mereka. Tahun Islam adalah tahun Hijiriah, sedangkan umat Masehi menanggali tahun mereka dengan kelahiran Isa dan ini di sebut dengan tahun Masehi.
Sambutlah tahun baru ini, dengan hati yang bersih dan tekad untuk merubah apa yang harus kita rubah, dan mempertahankan sesuatu yang memang telah berjalan sesuai dengan aturan Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar