Kamis, 02 Mei 2013

Belum Menggigi Di Pasaran, Daihatsu Ayla Mencapai Pemesanan Yang Signifikan


Seringkali kita berpikir bahwa polusi meningkat berbanding lurus dengan jumlah kendaraan yang semakin banyak. Ditambah dengan kondisi jalan yang sering mengalami kemacetan, kita seringkali merasakan polusi yang benar-benar bersinergi disekeliling kita. Seiring serangan fajar pemanasan global yang mendunia, masyarakat Indonesiapun sedang gencar-gencarnya melakukan berbagai kegiatan safe world, go green, dan banyak kegiatan-kegiatan lain guna mengurangi pemanasan global yang mulai menyerang. Salah satu penyebab dari pemanasan global saat ini mulai kurangnya penghijauan dan sistem reboisasi, atmosfer polusi udara yang semakin menggelembung baik itu polusi karbondioksida pada kendaraan bermotor ataupun industri
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memang tidak selamanya memberikan dampak yang positif. Dampak negatifnya cenderung berbalik kepada kelestarian lingkungan, ditambah dengan kesadaraan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan belum merata sepenuhnya, akibatnya kemerosotan peran alam yang lestari terjadi. Makadari itu, gerakan-gerakan peduli lingkungan saat ini sedang menggawangi keikutsertaan masyarakat dalam mengurangi global warming yang semakin mendekap atmosfer di kehidupan kita. Bentuk berbagai gerakan dilakukan dari mulai penghijauan, penggunaan kantong plastik yang ramah akan lingkungan, pengkotakan sampah organik dan non organik, dan masih banyak lagi bentuk gerakan lainnya guna memangkas alur kerja global warming yang semakin menyebar.
Lain halnya dengan pemerintah yang mengeluarkan izin mobil ramah lingkungan, hal ini direspon positif oleh industri kendaraan, salah satunya Daihatsu yang menerapkan sistem teknologi hijau dengan merilis produk terbarunya yaitu Daihatsu Ayla. Produk terbarunya ini dirancang sedemikian rupa dengan sistem yang ramah akan lingkungan, dengan tampilan yang sederhana dan simpel tanpa mengurangi unsur elegancynya sekalipun mobil ramah lingkungan ini memiliki harga pasar yang terbilang sangat murah, mobil dengan konsep teknologi hijau ini juga tentunya tidak dilengkapi dengan Air Conditioner (AC) karena perancangannya yang mengusung konsep ramah akan lingkungan tentunya hadirnya mobil dengan konsep ini bisa mengurangi terjadinya global warming.
Teknologi hijau ini dirancang dengan tiga tahap, Eco-Idle Technology merupakan sistem otomatis yang mampu mengatur hidup dan mati mesin pada saat berada di tengah kemacetan, dilengkapi dengan sistem i-EGR mengeluarkan gas CO2 sehingga proses pembakaran di mesin berjalan sempurna, Turbo Charged Direct Injection dirancang dengan dua silinder turbocharged ditambah dengan active ignition system, dan tahapan terakhir adalah Precious Metal-Free Liquid-Feed Fuel Cell pada bagian ini terjadi emisi gas buang CO2. Selain itu, sedikitnya sumber daya alam yang digunakan dan tidak mengandungnya logam mulia pada produk Daihatsu Ayla ini, sehingga harga dari produk ini tidak mahal.
Dari tinjauan rancangan teknologi hijau Daihatsu Ayla, mobil ramah lingkungan ini berpotensi mengurangi polusi atmosfer lalulintas, menciptakan kenyamanan saat berkendara, demi menyerang balik ancaman pemanasan global yang mulai meraja. Apalagi salah satu pendukung utama yang mengkategorikan Daihatsu Ayla sebagai mobil yang ramah akan lingkungan adalah adanya penggunaan bahan bakar cair, Hidrazin Hidrat merupakan zat baru yang tidak menghasilkan CO2. Rancangan teknologi hijau dengan harga yang sangat murah dan tentunya ramah lingkungan ini tentunya akan mengundang respon yang sangat positif dari masyarakat, hal ini dibuktikan dengan pemesanan Daihatsu Ayla yang sudah mencapai jumlah yang signifikan, walaupun mobil yang ramah akan lingkungan ini belum menggigi di pasaran. Ini membuktikan antusiasme masyarakat atas kepercayaannya terhadap Daihatsu yang merupakan kebanggaan sahabat untuk memiliki mobil yang ramah akan lingkungan dan tentunya dengan harga yang sangat bersahabat.